sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus.
Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini
berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gamabar dapat dianalsisi dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dan teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperluakan adanya kontras atara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatis yang disbut dengan ground.
berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gamabar dapat dianalsisi dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dan teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperluakan adanya kontras atara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatis yang disbut dengan ground.
http://www.satriamultimedia.com/artikel_apa_itu_tipografi.html
Bahasa Arab?
Mengenai asal usul bahasa Arab, sekurangnya ada dua pendapat.Pendapat pertama mengatakan bahwa bahasa Arab sudah ada sejak Nabi Adam AS. Pendapat ini bersandar QS: al-Baqarah: 31 “Dan Kami ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya…”. Pendapat kedua mengatakan bahawa bahasa Arab adalah bahasa rumpun semitik yang merupakan gabungan antara bahasa-bahasa Afroasiatik (gabunganantarabahasa Asia danAfrika). Semitik adalah bahasa-bahasa ras Semit. Semit dinisbatkan kepada Syam bin Nuh AS. Syam nenek moyang Ibrahim AS. Kita mengetahui bahwa nabi Ibrahim adalah bapaknya para nabi yang menurunkan Ishaq dan Ismail. Bahasa yang serumpun dengan bahasa Arab adalah bahasa Ibrani.
Para ahli linguistik Arab sepakat bahwa pendapat yang paling kuat adalah pendapat nomor dua. Hal iniberdasar pada beberapa penelitian yang salah satunya adalah bahwa bahasa Arab memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Ibrani. Selain itu QS:2:31 tersebut tidak mengindikasikan pemberian nama-nama kepada Nabi Adam dengan bahasa Arab.
Bahasa Arab lahir di Jazirah Arab jauh sebelum Islam lahir. Pada saat itu bangsa Arab terdiri dari berbagai kabilah yang masing-masing memiliki dialek-dialek (Arab: Lahjah) berbeda-beda. Bagaimanapun perbedaan antara dialek satu dengan lainnya tidaklah banyak berbeda. Sejak zaman Jahiliyah sudah terdapat bahasa Arab Persatuan yaitu bahasa Arab Fusha. Bahasa Arab fusha adalah bahasa syair d an Khitabah yang berkembang pesat saat itu. Syair dan khitabah memiliki posisi penting dan kedudukan yang kuat dalam tatanan kehidupan Arab Jahiliyah. Dengan syair para kabilah-kabilah Arab berperang, dan dengan syair pula mereka berdamai. Selain itu syair berfungsi sebagai pujian, celaan, penyemangat perang, keunggulan dan permohonan maaf. Semetara khithabah berfungsi sebagai penyemangat, dan wahana memberikan pengaruh bagi kalangan berpengaruh saat itu. hal itu bisa terlihat pada khutbahnya Hani Ibnu Qabishah saat terjadi perang dahsyat antara Persia dan Kabilah Bani Bakar. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa peran bahasa Arab pada zaman sebelum kedatangan Islam adalah media komunikasi masyarakat yang paling efektif melalui karya-karya sastra yang berjaya saat itu.
Abad ke 7 Islam lahir dan berkembang di Semenanjung Arab. Allah SWT menurunkan al-Qur’an dengan berbahasa Arab fusha (QS: 12:2). Al-Qur,an banyak menyumbangkan lafaz lama dan makna-makna yang baru, dan memiliki gaya bahasa yang khas yang tidak dimiliki bahasa Arab sebelumnya. Kekhasan al-Qur’an yang kekuatan sastranya berhasil membuat sebagian kafir Qurays masuk Islam. Mereka terkagum-kagum dengan al-Qur’an. Awalnya meraka menganggapnya sebagai syair karangan Muhammad SAW. Namun akhirnya mereka berkata “Demi Allah ini bukan sya’ir”. Al-Qur,an inilah yang menjadi sebab berkembangnya ilmu tata bahasa Arab seperti nahwu, sharaf, dan balaghah. Pada era Khulafau Rasyidun, tepatnya zaman Ali Bin Abi Thalib berkembanglah ilmu tata bahasa Arab yang di pelopori oleh ulama-ulama seperti Sibawaih, al-Kisai, dan Abul Aswad ad-Duali.
Bahasa Arab menjadi bahasa Internasional pada masa Khilafah Umawiyah dan Abbasiyah. Pada saat itu Peradaban Islam tengah bersinar dan bahasa Arab adalah bahasa peradaban ini.
Para ahli linguistik Arab sepakat bahwa pendapat yang paling kuat adalah pendapat nomor dua. Hal iniberdasar pada beberapa penelitian yang salah satunya adalah bahwa bahasa Arab memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Ibrani. Selain itu QS:2:31 tersebut tidak mengindikasikan pemberian nama-nama kepada Nabi Adam dengan bahasa Arab.
Bahasa Arab lahir di Jazirah Arab jauh sebelum Islam lahir. Pada saat itu bangsa Arab terdiri dari berbagai kabilah yang masing-masing memiliki dialek-dialek (Arab: Lahjah) berbeda-beda. Bagaimanapun perbedaan antara dialek satu dengan lainnya tidaklah banyak berbeda. Sejak zaman Jahiliyah sudah terdapat bahasa Arab Persatuan yaitu bahasa Arab Fusha. Bahasa Arab fusha adalah bahasa syair d an Khitabah yang berkembang pesat saat itu. Syair dan khitabah memiliki posisi penting dan kedudukan yang kuat dalam tatanan kehidupan Arab Jahiliyah. Dengan syair para kabilah-kabilah Arab berperang, dan dengan syair pula mereka berdamai. Selain itu syair berfungsi sebagai pujian, celaan, penyemangat perang, keunggulan dan permohonan maaf. Semetara khithabah berfungsi sebagai penyemangat, dan wahana memberikan pengaruh bagi kalangan berpengaruh saat itu. hal itu bisa terlihat pada khutbahnya Hani Ibnu Qabishah saat terjadi perang dahsyat antara Persia dan Kabilah Bani Bakar. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa peran bahasa Arab pada zaman sebelum kedatangan Islam adalah media komunikasi masyarakat yang paling efektif melalui karya-karya sastra yang berjaya saat itu.
Abad ke 7 Islam lahir dan berkembang di Semenanjung Arab. Allah SWT menurunkan al-Qur’an dengan berbahasa Arab fusha (QS: 12:2). Al-Qur,an banyak menyumbangkan lafaz lama dan makna-makna yang baru, dan memiliki gaya bahasa yang khas yang tidak dimiliki bahasa Arab sebelumnya. Kekhasan al-Qur’an yang kekuatan sastranya berhasil membuat sebagian kafir Qurays masuk Islam. Mereka terkagum-kagum dengan al-Qur’an. Awalnya meraka menganggapnya sebagai syair karangan Muhammad SAW. Namun akhirnya mereka berkata “Demi Allah ini bukan sya’ir”. Al-Qur,an inilah yang menjadi sebab berkembangnya ilmu tata bahasa Arab seperti nahwu, sharaf, dan balaghah. Pada era Khulafau Rasyidun, tepatnya zaman Ali Bin Abi Thalib berkembanglah ilmu tata bahasa Arab yang di pelopori oleh ulama-ulama seperti Sibawaih, al-Kisai, dan Abul Aswad ad-Duali.
Bahasa Arab menjadi bahasa Internasional pada masa Khilafah Umawiyah dan Abbasiyah. Pada saat itu Peradaban Islam tengah bersinar dan bahasa Arab adalah bahasa peradaban ini.
Pada saat itu syair-syair arab mulai berkembang kembali yang sebelumnya sempat redup. Ribuan buku buku ilmu pengetahuan dari bahasaYunani dan Persia diterjemahkan kedalam bahasa ini Demikian juga dengan bahasa Arab para ilmuwan Islam menulis ribuan buku tentang kedokteran, fisika, kimia, botani, filsfat, geografi, sejarah, tekhnik, astronomi dan lain-lain. Bahasa Arablah yang membawa ilmu-ilmu tersebut ke Eropa hingga menjadi dasar peradaban Barat modern.
Setelah Peradaban islam mengalami keruntuhan, datanglah penjajahan dari para imperialis barat atas negara-negara islam. Maka bangsa Arab menjadi lemah. Mereka meninggalkan agamanya. Kemudian terjadilah perang budaya antara Islam dan Barat. Negara-negara Islam terkotak-kotak menjadi daerah jajahan bangsa barat. Maka seiring dengan itu munculah dialek-dialek yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Ada dialek Mesir, Suriah, Maroko, Saudi, Yaman, dan lain-lain. Perbedaan inilah yang menyebabkan terpecah belahnya bangsa Arab.Ketika misalnya orang Mesir berkunjung ke Iraq, maka mereka akan menemukan kesulitan saat berkomunikasi, lantaran bahasa Arab mereka berbeda.
Di Zaman modern ini keaadan sudah berubah. Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat dan mencapai taraf kemajuan yang luar biasa. Bahasa Arab Fusha kembali menaiki tangga kejayaan seiring berkembang pesatnya pusat studi islam dan Arab di seluruh dunia. Tidak hanya dunia islam saja seperti Timur-Tengah, Malaysia, dan Indonesia yang memiliki banyak pusat studi Islam dan Arab, negara-negara barat pun banyak mendirikan studi Islam dan Arab di kampus-kampus mereka.
Kini bahasa Arab menjadi bahasa internasional kembali untuk keduakalinya selain bahasa Inggris, bahasa Cina, bahasa Prancis, dan bahasa Spanyol. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa resmi PBB (arab: Haiatul Umami al-Mutahidah). Menjadi bahasa yang memiliki penutur lebih dari 200 juta bangsa Arab, dan lebih dari satu milyar Muslim di seluruh dunia berdoa dan beribadah dalam bahasa Arab.
Setelah Peradaban islam mengalami keruntuhan, datanglah penjajahan dari para imperialis barat atas negara-negara islam. Maka bangsa Arab menjadi lemah. Mereka meninggalkan agamanya. Kemudian terjadilah perang budaya antara Islam dan Barat. Negara-negara Islam terkotak-kotak menjadi daerah jajahan bangsa barat. Maka seiring dengan itu munculah dialek-dialek yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Ada dialek Mesir, Suriah, Maroko, Saudi, Yaman, dan lain-lain. Perbedaan inilah yang menyebabkan terpecah belahnya bangsa Arab.Ketika misalnya orang Mesir berkunjung ke Iraq, maka mereka akan menemukan kesulitan saat berkomunikasi, lantaran bahasa Arab mereka berbeda.
Di Zaman modern ini keaadan sudah berubah. Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat dan mencapai taraf kemajuan yang luar biasa. Bahasa Arab Fusha kembali menaiki tangga kejayaan seiring berkembang pesatnya pusat studi islam dan Arab di seluruh dunia. Tidak hanya dunia islam saja seperti Timur-Tengah, Malaysia, dan Indonesia yang memiliki banyak pusat studi Islam dan Arab, negara-negara barat pun banyak mendirikan studi Islam dan Arab di kampus-kampus mereka.
Kini bahasa Arab menjadi bahasa internasional kembali untuk keduakalinya selain bahasa Inggris, bahasa Cina, bahasa Prancis, dan bahasa Spanyol. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa resmi PBB (arab: Haiatul Umami al-Mutahidah). Menjadi bahasa yang memiliki penutur lebih dari 200 juta bangsa Arab, dan lebih dari satu milyar Muslim di seluruh dunia berdoa dan beribadah dalam bahasa Arab.
Referensi:
Ma’had Ta’limu Lughah al-Arabiyah. 1994. Al-Adab. Riyadh:Jamiah Iman Muhammad bin Suud al- Islamiyah, al-Mamlakah al-Arabiyah as-Suudiyah.
Hitti, Philip K. 2013. History of The Arabs. Jakarta: Serambi.
Ibrahim, Abdurahman. 2003. Al-Arabiya Baina Yadaik 2. Riyadh: Lembaga Wakaf Islam Kerajaan Arab Saudi.
Ma’had Ta’limu Lughah al-Arabiyah. 1994. Al-Adab. Riyadh:Jamiah Iman Muhammad bin Suud al- Islamiyah, al-Mamlakah al-Arabiyah as-Suudiyah.
Hitti, Philip K. 2013. History of The Arabs. Jakarta: Serambi.
Ibrahim, Abdurahman. 2003. Al-Arabiya Baina Yadaik 2. Riyadh: Lembaga Wakaf Islam Kerajaan Arab Saudi.
Hindi pada mulanya digunakan oleh kebanyakan penduduk India Utara atau Madhyadesa dan Hindavi atau Hindui adalah istilah yang umum dipakai pada masa itu. Ketika dialek Bakha mulai berkembang, India Utara menghadapi serangan dari utara, utamanya dari kesultanan Mughal dan pemukimannya di India. Disinilah situasi mulai membingungkan, para penyerbu tersebut berbahasa ibu Turki, sedangkan untuk bahasa keagamaan adalah bahasa Arab, dan bahasa resmi pemerintahan serta kesusasteraan adalahbahasa Persia. Masyarakat Madhyadesa saat itu sudah mengembangkan bahasa Brajbhasa dan bahasa Awadhi, Dingal dan Maithili. Bahasa Khariboli yang tidak dipakai untuk transaksi resmi maupun kesenian, digunakan untuk skala komunikasi yang lebih luas. Status Khariboli sebagai bahasa resmi ditetapkan pertama kali di Golkunda (saat ini bernama Bijapur dan Hyderabad, Andhra Pradesh serta Karnataka) oleh para penguasa Muslim dan ulama di India Selatan menggunakannya untuk tujuan intelektual. Akhirnya muncullah istilah zaban-e Hind yang kemudian dinamai Dakhini.
Beberapa cendekiawan berpendapat bahwa bahasa Hindi muncul sebagai akibat interaksi antara penduduk asli dan para penyerbu Muslim. Bahasa campuran ini tidak digunakan sebagai bahasa resmi dan disebut zaban-I-Urdu-e-mualla (bahasa tenda) yang kemudian disebut Urdu atau Rekhta. Pada masa itu unsure Bakha dalam bahasa Hindavi banyak diganti dengan kosakata-kosakata dari bahasa Persia. Istilah 'Urdu' baru terdengar setelah 500 tahun penyerbuan Muslim ke India Utara.
dan bahasa Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
No comments:
Post a Comment