Showing posts with label #DSM. Show all posts
Showing posts with label #DSM. Show all posts

Friday, 31 May 2019

Antisosial

Antisosial ditandai dengan charming atau memberi pesona indah untuk melukai orang lain atau mendapatkan keinginan yang mereka mau, merendahkan nilai, sedikit empati, tidak terkontrol impulsnya, ingin melukai orang lain (DSM)
Internet adalah tempat tanpa melihat kondisi ataupun seseorang secara langsung, dimana tempat yang paling sering terjadi penculikan online dan hal negatif lainnya sehingga internet merupakan tempat pelampiasan bagi seseorang yang memiliki antisosial.

Contoh lain efek dari media sosial yaitu dengan mengintip atau stalking atas privasi orang lain
»»  Read More...

Gambling



Kriteria Judi DSM V
1, Butuh untuk mendapatkan uang lebih banyak
2. Gagal berhenti
3. Sensitif saat berhenti
4. Mengurangi depresi
5. Mencoba kembali setelah kalah
6. Berbohong untuk berjudi
7. Melakukan hal ilegal untuk berjudi
8. Kehilangan pekerjaan atau hubungan dengan orang lain untuk berjudi

9. Bergantung pada orang lain untuk kehilangan keuangan akibat judi
Blaszczynski and Nower (2002) menjelaskan patologi gambling:
1. Behavior atau secara perilaku bermasalah,
2. Emosional atau secara emosi bermasalah
3. Antisosial atau secara impulsif.

Secara kognitif terdapat fallacy atau kesalahan persepsi dimana terdapat
1. Hot hand atau berharap mendapatkan hal yang diinginkan
2. Near miss atau menganggap hanya sedikit kesalahan dalam berjudi sehingga mengakibatkan melanjutkan ilusi tersebut
Kontrol ilusi:
1. Merasa mendapatkan kekuatan untuk mengontrol
2. Melihat kejadian dengan meningkatkan kontrol seperti mengocok dadu keras untuk mendapat hasil tinggi
3. Mengestimasi lebih tinggi daripada hasil yang keluar

Seorang pria paruh baya, Tony, menjadi pecandu hanya dengan melihat papan permainan judi dan ingin membayar atau menaruh bayarannya. Hal ini adalah kerusakan di otak menurut Profesor Neurologis David Nutt dimana insular dan korteks yang memberi dampak pada emosi akan memberikan reaksi apakah saya akan menang? Namun hanya ada beberapa daerah yang dapat memberikan rasa puas saat menang
»»  Read More...

Thursday, 30 May 2019

Pornografi

Cooper (1998) menyatakan tiga faktor primer yaitu aksesibiltas, afordibilitas, dan anonimitas (Triple A). Akses membuat satu juta site dewasa selalu terbuka. Afordibilitas yaitu kompetisi dalam web untuk selalu memberi harga murah untuk seks bebas. Anonimitas adalah mendapat komunikasi tanpa memberi risiko nama mereka.
Menurut Young (1998) hal yang menyebabkan kecanduan yaitu
1. Mereka secara rutin mengecek chat dengan cybersex atau pornografi
2. Mereka merasa bekerja saat mengecek pornografi.
3. Menggunakan nama lain atau tanpa nama.
4. Mereka merencanakan gratifikasi atas tindakan mereka dalam kebangkitan porno.
5. Mereka pindah dari cybersex ke seks di dunia asli.
 6. Mereka menyembunyikan dari pasangan asli.
7. Mereka malu melakukan pornografi.
8. Mereka masturbasi saat melihat porno.
9. Menggunakan pornografi sebagai gratifikasi pertama.
Hasrat seksual dari pornografi hanya akan membuat seksual menjadi disfungsi (Southern, 2008).
Anak-anak umur 10 tahun karena eksperimen pertama, subjek melihat 12 display dan menggantinya, dan dopamin di otak akan selalu muncul hingga stimulus habis.
Perilaku ini juga mengakibatkan voyeurisme, kesendirian, shock. Berbeda dengan seks yang memiliki feromon dan sentuhan sehingga porno tidaklah sehat.
Riset 2009 semua laki-laki pada universitas melihat porno sehingga tidak ada grup kontrol.
Dr. Jordan berkata bahwa internet adalah tempat cepatnya datang stimulus untuk pornografi, dan model-model porno adalah tempat seksual secara fisik, dan para pecandu porno sangat visual sehingga sangat mudah kecanduan namun tidak baik secara etik. Kita perlu menghargai diri sendiri dan orang lain untuk mengurangi kecanduan. Yang paling sering terjadi pada kecanduan adalah sifat merendahkan atau penolakan atas norma sosial.

Cybersex pada wanita yaitu merasa marah dan dipermalukan (Bridges, Bergner, Hensson-McInnis, 2003)
»»  Read More...