Seminggu 131211 (Part 4)
Saya langsung pergi ke kantor.
“Ky, entar liatin nilai gue ya.” Kata Fian yang tiba-tiba berada di sebelah kiri saya.
“Gue juga Ky.” Timbrung Ian di sebelah kanan saya.
“Gue juga Ky.” Reza datang menyalip dan menghadang jalan saya.
“Insya Allah.” Jawab saya langsung dan membuka pintu ruang guru.
Pak Kris sepertinya baru selesai merapikan mejanya yang sepertinya tadi dijadikan tempat sibuk.
“Permisi Pak, saya 97, ini nilai ulangannya,” kata saya begitu masuk karena meja Pak Kris tepat di depan pintu masuk ruang guru lalu saya mencium tangannya dan menyodorkan ulangan -_-
Pak Kris bergumam sedikit.
“Absen berapa?” Tanya Pak Kris kemudian.
“26 Pak, Rizky Wicaksono,” jawab saya sambil menunjuk absen di kertas yang berada di meja Pak Kris.
“Dapat berapa tanda tangannya?” pertanyaan kedua itu diajukan.
“Satu Pak hehe.” Jawab saya kemudian nyengir.
“Hadoh, satu tok? Hm… Belajar lagi ya hehe.” Kata Pak Kris menambahkan dan mencoret angka 1 di absen saya.
“Iya Pak, makasih Pak.” Kata saya lalu mencium tangannya kembali dan kembali ke kelas.
Ternyata nyokap Mulki baru datang bersamaan dengan Ilil dan Agnes dari warnet. Ilil langsung dilabrak (*lebay) nyokap Mulki.
Selanjutnya saya harus melanjutkan tugas saya yap menemui Alfine.
“Fin, udah belom?” Tanya saya di lapangan.
“Udah tapi entar ya hehe.” Katanya sambil nyengir.
Saya mengangguk karena sedikit lelah dan duduk di bangku panjang seperti bangku taman di depan kelas.
Di sebelah (agak jauh sedikit) saya terdapat operator yang sebenarnya komentator pertandingan tadi namun sekarang hanya menyetelkan musik.
Tadi ada lagu Dev – In The Dark yang asik hehe.
Ulala. Pokoknya begitu wk.
Karena hari ini jadwal shalat berjamaah kelas 8 maka saya langsung bertanya kembali kepada Alfine selepas bel pulang sekolah.
“Ayo Fin.”
Alfine langsung meninggalkan rekan basketnya dan menuju TU dan disana kami bertemu Kak Iffat (alumni 9) yang sepertinya sedang bermain kembali ke SMP N 9.
Berada di dalam ternyata Mbak Sri selaku TU yang biasanya dititipkan soal Entrepreneurship oleh Pak Bambang (Kepala Sekolah) ternyata tidak ada di tempat.
Saya mencium tangan salah satu TU lain dan bertanya dimana Mbak Sri? Ternyata Mbak Sri sedang di dapur.
Saya sedikit melongok ke celah antar ruang guru dan TU. Ada dapur disana namun ternyata Mbak Sri tidak disana.
“Mbak Sri di dapur kantin.” Kata Kak Iffat.
“Oh, makasih Kak.” Kata saya.
Yasudah saya dan Alfine kembali ke kelas dan Mulki sepertinya Nampak kurang gembira.
“Ribet banget dah.” Kata Ilil sambil masuk kelas.
Saya masih di kelas beberapa waktu sambil melihat Agnes masih dengan laptop Ilil dan flash disk saya. Lalu Mulki masuk ke kelas.
“Ky, udah ngumpulin belom?” Tanyanya langsung ke saya. “Udah hehe sori Mul,” jawab saya.
“Oke gapapa, anjrit ternyata buku matematika yang lama yang dikira ketemu sama nyokap gue ternyata itu bukan bukunya,” ceritanya.
“Terus?” saya menanggapi.
“Buku GO.” Jawabnya dan mimiknya mendadak sedikit susah dijelaskan wk.
Mulki keluar kelas lalu saya mengikutinya. “Mul gue temenin ya,”
“Gausah.”
“Gapapa, gue belum liat nilai gue hehe.” Jujur saya -_-
Begitu masuk, Mulki berkata mirip seperti saya lakukan tadi kepada Pak Kris tetapi saya belum melihat juga nilai saya dan akhirnya saya keluar kembali.
Melihat Alfine disebelah ruang guru saya langsung merepet disebelahnya dan masuk ke ruang TU>
Saya dan Alfine mendapati Mbak Sri sedang mengambilkan kertas dan kemudian diberikanlah kertas itu. Lalu saya kembali ke kelas dan menuju lemari kelas yang baru.
Ternyata tidak ada kertas ulangan dan akhirnya saya menuju TU kembali untuk meminta 2 kertas HVS.
Setelah mengerjakan Entrepreneurship saya langsung pulang.
Esoknya saya menunggu Bu Ika tetapi ternyata menurut Qowi, salah satu teman saya yang dekat dengan Bu Ika, Bu Ika sedang pergi ke Serang.
Saya sedikit lesu tetapi tak apa karena ternyata hari Jum’at tanggal 16 Desember 2011 itu saya mendapati bahwa kelas sedang mempersiapkan untuk adipura.
Bella dan yang lain membeli cat untuk dihias di papan yang sudah disediakan.
Saya cukup senang karena dapat mengeluarkan cipratan-cipratan yah walau baju sedikit kotor.
Saya meminta lagu dari laptop Rika hehe sewaktu dia bermain voli, izin ya Rik hehe -_-v *plak.
Namun, ada hal yang membuat saya sedikit drop.
Shalat Jum’at dilakukan lalu Mulki datang ke hadapan saya dan berkata,
“Ky, lu udah hafalan Al-Buruuj?” Tanyanya.
“Udah hari Sabtu, kenapa?” jawab saya.
“Hah? Tapi kata Bu Yus, lu belum ada nilainya, katanya tinggal lu, Rangga, sama Deni,” katanya sedikit yah susah dijelaskan wk -_-v
“Iya? Hadoh, terus Bu Yus dimana?” Tanya saya untuk lebih lanjut.
“Udah pulang mungkin.” jawab Mulki tak tahu.
“Yah, gue besok mau pergi.” Kata saya sedikit gelisah.
“Udah Ky tenang aja, entar kalo emang belum maju ya tanya lagi aja.” Kata Fian menenangkan.
Saya hanya terdiam karena khotbah sudah dimulai.
Seusai itu saya langsung menuju kantor dan melihat Bu Seviana karena ternyata Bu Yus tidak disana.
Saya mencium tangan Bu Sevi dan bertanya tetapi ternyata Bu Sevi yang baru saja melaksanakan haji tidak melihat Bu Yus sebab beliau baru datang.
Baiklah, sambil menunggu saya kembali ke kelas dan saya melihat MJ, bukan Michael Jackson tetapi Maudy Juliana, teman beda kelas saya sepertinya belum hafalan.
Saya mengeluarkan meja juga membantu teman-teman kelas untuk merapikan kelas.
Setelah dikeluarkan, meja dicuci, disiram, dibersihkan, dan dijemur.
Oiya meja kelas kami berbeda dengan kelas 9 lain karena tidak terbuat dari kayu melainkan plastik.
Lalu saya melihat Bu Yus kembali dan saya menemuinya.
“Bu saya Rizky 97, kata Mulki nilai saya belum dimasukkan Bu.” Kata saya begitu masuk di ruang guru, memberi salam, dan mencium tangan Bu Yus.
Bu Yus sepertinya sedikit tidak mengacuhkan saya.
“Kapan?” kata beliau sambil mengangkat alis sedikit.
“Hari Sabtu Bu, sama Qowi.” Jawab saya singkat.
“Ah masa? Qowi ada nilainya tapi kamu gak ada, yaudah coba hafalan lagi.” Kata beliau yang membuat saya jleb -_-
“Hafalan lagi Bu, agak-agak lupa Bu hehe.” Kata saya lalu nyengir.
“Nah, itu mah belum hafalan, masa bisa lupa.” Kata beliau yang membuat saya semakin jleb.
“Udah Bu.” Kata saya meyakinkan. Lalu MJ datang dan mencium tangan Bu Yus dan bertanya apakah bisa besok hafalan ini dilaksanakan tetapi Bu Yus berkata yah kalau gak hari ini nilainya segitu aja.
Saya tidak sempat melihat ekspresi MJ tetapi saya memulai saja hafalan T,T
Saya ngadet di pertengahan ayat.
“Lupa Bu hehe.”
“Yaudah hafalin aja, Ibu tunggu.” Kata beliau yang sebenarnya membuat saya sedikit bergetar karena kecewa mengapa saya tak diperhatikan Sabtu kemarin. :@
“Yaudah Bu, makasih Bu.” Kata saya lalu mengecup tangan beliau kembali dan kembali ke kelas meninggalkan MJ yang tadinya sempat hendakmencium tangan Bu Yus tetapi tidak jadi.
Saya duduk di kursi yang dikeluarkan dari kelas dengan rasa kecewa. Tangan saya sedikit bergetar.
Ian datang dan tertawa melihat mimik saya.
Saya menghafal dengan sedikit kesal beberapa ayat yang sedikit lupa dan artinya kemudian saya kembali ke kantor.
Bu Yus ternyata sedang makan bersama Bu Daryati, guru IPA.
“Sekarang aja Bu hafalannya?” Tanya saya tidak enak begitu saya masuk, memberi salam, dan mencium tangannya kembali.
Bu Yus mengangguk sambil memakan masakan Padang yang terbuat dari ikan entah ikan apa.
Saya lancar dalam ayat namun ketika pertengahan arti saya ngadet –‘
“Agak lupa Bu hehe.” Kata saya sambil nyengir.
“Jarang dibaca ya?” Tanya Bu Yus.
“Kalau shalat kan cuma ayatnya jadi saya kurang dihafalin lagi Bu hehe.” Jawab saya jujur dan flat.
“Hafalin lagi ya.” Kata Bu Yus sedikit meredam suasana.
Saya mengingat kembali dan selesai sampai akhir.
“Yaudah makasih Bu.” Kata saya lalu mencium tangannya kembali dan keluar.
Ya saya tahu saya longkap 4 arti -_-
Semoga nilainya tetap bagus amin.
Azizah meminta saya menemaninya membelikan konsumsi setelah itu. Saya langsung ikut dan menuju Indomaret terdekat.
“Minumnya pake apa ya? Kalau air putih yang besar gak ada yang dingin.” Dia bergumam lebih kepada dirinya sendiri.
“Yaudah beli 2 aja.” Jawab saya menunjuk 2 kemasan besar air putih yang tidak dingin.
Saya mengambilnya dan langsung menaruhnya di kasir dan saya keluar karena saya punya pengalaman pahit dengan Indomaret ini T_T
Saya menuju tukang gorengan dan melihat Azizah kembali saya bertanya,
“Beli 16 ribu Zah?” Tanya saya.
“15 ribu ajalah.” Jawabnya lalu saya mengambil air minum dari tangannya.
Abangnya langsung cekatan tapi gak cacingan q:
Saya mengambil satu kresek, ya plastik bukan suara gak jelas hehe.
Ternyata itu belum selesai dan abangnya mulai dengan kresek baru lalu cekatan kembali mengisinya dan cabe yang bejibun.
Azizah memegang 1 kresek itu dan seperti biasa membayar seperti tugas bendahara-,-
“Gelasnya beli di kantin aja Zah?” Tanya saya di perjalanan.
“Iya, eh beli es gak ya?” Tanya dia lebih kepada diri sendiri kembali.
“Beli aja.” Jawab saya ketika sampai dan menaruh semuanya di 3 kursi berbeda.
Azizah hendak ke kantin tetapi kembali lagi menemui Hana dan bertanya apakah sisa gelas waktu buka puasa bersama masih ada ternyata sudah tidak ada ketika kami memeriksanya di lemari baru.
Tentu saja saya membatin.
Azizah ke kantin membeli 3 gelas dengan 500 rupiah es masing-masing di dalamnya setidaknya untuk 28 orang -_-
Saya langsung memakan tahu goreng dan meminum air dingin hehe.
Saya melihat foto-foto yang sudah ditempel di papan berbeda sedangkan Zahra sedang mengecat tulisan Eightsigh7ed di papan yang sudah dilumuri cat-cat.
Eightsighted kenapa tidak dirubah karena sekarang kami sudah kelas 9 dan bukan kelas 8, banyak dari kami bertanya tetapi sebagian menjawab belum ada penggantinya haha ~,~
Yaya saya bertanya kepada Fian,
“Yan hari ini jadi yang waktu 131211 lu bilang ke gue? Gak kesorean?” sewaktu saya, Fian, dan Gusto di bangku panjang.
“Gatau Ky, entar liat dulu.” Katanya bingung.
“Oke good luck, gue pulang duluan ya.” Kata saya dan Gusto ikut-ikutan hehe.
Tetapi akhirnya malah saya juga yang ikut-ikutan Gusto, what happen aya naon urang kumaha eta *eh entar ga bisa di translate lagi wk [this is Sunda language].
Saya mengikutinya ke Alfamart, saya kira dia numpang ngadem ternyata beli susu bantal hehe.